Social Icons

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Sabtu, 02 Februari 2013

RSUD Banyumas episode 2 (bagian pertama)


Sabtu, 2 Februari 2013
Kesehatan Zayyan drop tidak ceria seperti biasanya. Obat dari dokter ternyata tidak menimbulkan dampak perubahan yang berarti. Semenjak malam hingga menjelang siang demam masih fluktuatif, batuk dan pilek, nafsu makan tidak ada, perut hanya terisi sedikit asupan ASI ibunya, dan tidur yang berlebihan. Sorot matanya sayu tiada cahaya, tubuhnya lemas tiada daya belum lagi kalau panas suhu tubuhnya tinggi, Zayyanku hanya bisa memejamkan kedua matanya dengan gelisah.
Akhirnya, saya mengambil keputusan untuk membawanya kembali ke Rumah Sakit. Tepat pukul 14.00 dengan menumpak sedan Toyota Mark II tua milik pak de Teguh, saya dan istri langsung membawa Zayyan meluncur ke RSU Banyumas. Dalam perjalanan semua terdiam mengkhawatirkan keadaan Zayyan. Terutama istriku yang tiada henti-hentinya berusaha memberikan ASInya kepada Zayyan meski Zayyan sudah tidak mau. Pukul 15.15 sampailah kami di ruang IGD RSUD Banyumas. Setelah mendaftar langsung Zayyan di periksa oleh dokter umum dan perawat jaga saat itu. Saya cukup terhenyak ketika diukur oleh perawat suhu badan Zayyan mencapai 39,2 derajat Celcius. Kemudian dokter jaga menanyakan riwayat penyakit yang Zayyan derita kepada saya, dan secara urut saya jelaskan lengkap dengan hasil Foto Rontgen 2 (dua) minggu yang lalu. Akhirnya dokter menyimpulkan Zayyan harus diopname kembali untuk mendapatkan perawatan yang intensif mengingat kondisi yang Zayyan derita saat itu.Selang oksigen kemudian dipasang, sambil menunggu pemasangan selang infus saya mencoba menenangkan diri mengingat semenjak masuk ke ruang IGD Zayyan tidak henti-hentinya menangis. 

Alhamdulillah datang menghampiri kami dokter yang lain, ternyata beliau adalah dokter muda bernama dr. Arif yang sedang mengambil spesialisasi anak atau lebih dikenal dengan dokter residen. Beliau mencoba menenangkan kami dengan memberikan analisanya yang secara tidak langsung membangkitkan kembali semangat untuk menyembuhkan penyakit yang sedang Zayyan derita. Setelah diambil beberapa tetes sampel darah oleh perawat akhirnya saya kembali melihat proses pemasangan selang infus pada tangan Zayyan yang mungil. Jarum-pun perlahan dimasukan kedalam arteri tangan Zayyan, dan tangis Zayyan pun kembali pecah. Karena tubuh yang mulai kekurangan cairan atau dehidrasi perlu beberapa kali usaha untuk memasang selang infusnya, kasihan sekali rasanya. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya seorang bayi berumur 13 bulan harus berulang kali ditusuk jarum untuk selang infus pada tangan kecilnya. Alhamdulillah setelah pindah ke tangan yang satunya jarum selang infus berhasil dipasang, lega sekali rasanya. Selanjutnya saya diminta oleh perawat untuk menebus obat untuk keperluan perawatan Zayyan selanjutnya ke Instalasi Farmasi RSU Banyumas. Kurang lebih setengah jam menunggu saya kembali ke ruang IGD. Setelah menunggu beberapa jam barulah saya mendapat kepastian ruang rawat inap yang saya pesan yakni di ruang Gardena, tinggal menunggu kesiapan ruangannnya. Oya selama di ruang IGD Zayyan sempet dua kali muntah akibat batuk yang cukup rapat intnsitasnya. Dalam cairan muntahan tersebut sepertinya terdapat gumpalan-gumpalan lendir bercampur dengan gumpalan cairan lain berwarna kuning.

Gardena, nama salah satu bunga yang indah, tapi tidak buat Zayyan sekarang. Ada 13 kamar diruang Gardena ini yang semuanya masuk  kategori utama. Maksudnya satu kamar untuk satu pasien  lengkap dengan kamar mandi, pesawat tv 14", kipas angin dan teras untuk tamu atau pengnjung. Tapi sebagus atau selengkap apapun fasilitas yang namanya tinggal atau opname di Rumah sakit tetep membosankan dan tidak betah.Apalagi buat yang sakit..... mau? Saya yakin tidak ada yang mau. Tapi gimana lagi...? Sekitar pukul 17.00 lebih kami tiba di ruangan Gardena kamar no 10. Kondisi tubuh Zayyan saat itu masih lemah dan panas. Belum ada tindakan yang berarti dari perawat jaga, karena terbentur prosedur standar perawatan di Rumah sakit dimana mereka harus menunggu intruksi dari dokter yang nanti akan memeriksa kondisi Zayyan. Hanya upaya sederhana untuk menurunkan panas  dengan  memberikan obat penurun panas (Sanmol). Pada saat pemeriksaan suhu oleh perawat sekitar jam 20.00, suhu badan Zayyan naik lagi sampai mendekati angka 40,3 derajat C. Segera perawat menghubungi  dokter jaga yang bertugas malam itu. Tidak lama kemudian dokterpun datang dan  memeriksa kembali, setelah itu beliau  memberi arahan yang intinya untuk tetap tenang dan memantau terus kondisi zayyan. "Pemberian Sanmol setiap 4 jam serta mengompres dengan air hangat secara terus menerus" kata perawat menambahi. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari kejang yang dikhawatirkan terjadi karena suhu tubuh yang terlalu tinggi. Disamping pemberian ASI dan air putih sesering mungkin. Ternyata dalam perjalanannya timbul masalah baru lagi. Ketika itu zayyan muntah beberapa menit  setelah obat penurun panas diminumkan. Hal itu berulang sampai 3 kali ditambah intensitas BAB yang tidak wajar (diare)

Ahad, 3 Februari 2013
Hefttt berbagai spekulasi negatif sempat muncul, bercampur antara perasaan kasihan, khawatir, panik dan bingung. Belum lagi pasien di kamar sebelah (9) sedang kritis dan semenjak kurang lebih jam 01 dinihari sedang diupayakan penangan intensif oleh dokter dan perawatnya. Ternyata pasien itu seorang anak seumuran Zayyan sedang mengalami kejang-kejang (kritis), didampingi oleh ibu yang tiada henti-hentinya menangis di sebelahnya. Terlihat dokter dan perawat sibuk mengupayakan agar si -anak tersebut kembali sadar. Saat itu kondisi Zayyan juga masih belum stabil, panas hanya turun paling rendah pada angka 38,2 derajat C. Padahal pengompresan secara maraton terus dilakukan hampir setiap 10 menit sekali sepanjang malam. Permukaan bantal dan pakaian Zayyan sampai basah kuyup terkena air kompresan bercampur keringatnya. Beberapa kali pakain, celana dan kain sprei harus diganti. Pada sekitar pukul 5 pagi tangis keras pecah dari kamar sebelah. Membuat bebrapa penghuni kamar yang lain kaget dan keluar memastikan, termasuk saya sendiri. Ternyata anak yang semalaman kritis telah meninggal dunia, Innalillaahi Wa Innaa Ilaihi Roji'un. Ibunya Zayyan yang mendengar sampai terbawa ikut menangis disamping karena kasihan juga membayangkan pikiran negatif andaikan hal tersebut juga dialami oleh Zayyan... (bersambung)

1 comments:

  1. Gmn bpk kondisi zayyan saat ini? Semoga sehat selalu...
    Kbetulan anak sy usia 2 thn ,saat ini jg trkena pneumonia lg d rawat d rs. Mngkin jnengan bisa mmberi saran dr pengalamn2...

    BalasHapus

 

Pengunjung

free counters

Tayangan