Social Icons

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Selasa, 29 Januari 2013

Semoga "Rumahku adalah surgaku"....


Tidak terasa sudah hampir 1 bulan aku berada disini. Merenda hidup bersama istri dan Zayyanku dalam suasana rumah yang penuh arti. Rumah ini merupakan salah satu prasasti yang kelak akan menjadi sebuah penanda dalam sejarah perjalanan hidupku. Aku sendiripun sebenarnya tidak menyangka bahwa dalam kurun waktu secepat ini bisa mewujudkannya karena jujur, bagiku memiliki sebuah rumah awalnya hanyalah sebuah mimpi yang entah kapan akan bisa terwujud. Apalagi kalau boleh aku mengukur kemampuan ekonomi yang saat itu sedang aku alami sungguh sebenarnya aku belum cukup mampu.

Tapi itulah skenario yang telah Alloh SWT gariskan padaku, sehingga lika-liku permasalahan hidup yang aku hadapi telah membulatkan tekadku untuk segera mewujudkan sebuah rumah apapun bentuknya. Yang terpenting aku bisa sesegera mungkin memisahkan diri dan mulai mandiri menata hidupku bersama istri dan Zayyanku. Masalahnya bukan karena faktor suka ataupun tidak suka, benar ataupun salah tapi semata-mata hanya ingin menjaga agar aku bisa lebih fokus dalam mendidik Zayyanku, membina masa depan kelurgaku, menjaga keharmonisan hubungan antar keluarga dan bekerja melayani masyarakatku. Pernikahanku yang sudah menginjak usia 8  tahun rasanya sudah cukup untuk menjadi pondasiku dalam membangun bahtera rumah tangga yang setiap saat pasti akan berhadapan dengan berbagai masalah, dan aku butuh suasana yang positif tanpa campur tangan dari siapapun kecuali istri dan Zayyanku.

Rumah itu ibarat benteng sebuah keluarga, dimana kekuatan seseorang yang sudah berkeluarga terletak pada sejauh mana keluarga itu bisa menghimpun semua potensi positif yang dimiliki, menyusun dan mengatur strategi dan langkah terbaik pemecahannya serta meleburkan semua permasalahan yang dihadapi bersama-sama demi masa depan keluargannya. Keluarga yang baik adalah kunci untuk mewujudkan prestasi, melahirkan generasi yang unggul serta membangun komunitas lingkungan masyarakat yang sehat. Dan kelurga yang baik hanya bisa diwujudkan dalam suasana rumah yang hangat, netral, menyenangkan, damai dan penuh dengan suasana dinamis penghuninya. Rumah dijadikan sebagai tempat yang paling menyenangkan untuk menetralisir emosi, ambisi dan keinginan serta sebagai tempat untuk saling berbagi merehatkan pikiran setelah berkutat dengan berbagai masalah, pekerjaan dan tanggungjawabnya diluar rumah.

Demikianlah, menurutku tidak begitu penting sempit atau luasnya rumah, bagus atau  jeleknya bentuk rumah, mahal atau murahnya material dan isi sebuah rumah tapi hakekat dan manfaaat rumah itu sendiri bagi sebuah keluarga. Mengejar kepuasan dalam hal ukuran, material dan kemewahan sebuah rumah, selama kita hidup tidak akan pernah cukup, karena fitrah manusia tidak akan pernah merasa cukup. Buatku, rumahku saat ini adalah yang terindah dan terbaik. Aku sangat bersyukur karena ditengah keterbatasanku aku bisa membangun rumah ini, tentu semua ini atas kehendakNya. Disamping tak menafikan bantuan, pinjaman dan kemudahan yang telah orang lain berikan serta doa yang tulus dari orang-orang yang menyayangiku, "semoga Alloh SWT membalasnya dengan keberkahan dan limpahan rizqi yang lebih banyak, Amin". Juga tidak lupa peran dari ibu yang sangat aku sayangi serta keluarga yang telah mendukungku. Ibuku sangat berjasa memberikan izin atas tanah tempat rumahku berdiri, meski tidak terlalu luas hanya ukuran 5,5 m x 6,8 m tapi bagiku sangatlah berarti sekali. Semoga aku bisa membalas kebaikan ibuku dengan penghormatan dan baktiku.

 "Rumahku adalah surgaku" itulah bekal Rosululloh SAW kepada umatnya dalam membangun sebuah keluarga, sehingga gambaran menjadi keluarga yang Sakinah, Mawaddah dan Rakhmah bisa terwujud, termasuk aku dengan rumahku. Hakekat sebuah rumah ibarat kenikmatan surgawi yang menghilangkan dahaga kita dalam menempuh kehidupan dunia yang sangat melelahkan ini..

0 comments:

Posting Komentar

 

Pengunjung

free counters

Tayangan