Social Icons

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Minggu, 02 Desember 2012

Linmasku Partner kerjaku



Bersama cucunya
Pada kesempatan kali ini tim penulis mencoba mengangkat sebuah berita tentang keberadaan salah satu lembaga yang dalam istilah pemerintah disebut sebagai "komponen khusus". Malangnya komponen khusus tersebut selama ini kurang begitu tersentuh atau terlihat, padahal sebenarnya peran yang telah dilakukan dalam partisipasinya menyukseskan program-progam desa  baik program pemerintah atau kemasyarakatan desa sangatlah besar. Kalau kita mau mengkaji lebih dalam, komponen khusus yang satu ini secara aturan telah diatur dalam sebuah Undang-Undang yakni, UU No 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara Republik Indonesia. Yang kami maksud dengan Komponen Khusus tersebut adalah Linmas atau Perlindungan Masyarakat. Dalam pasal 13 UU no 20 tahun 1982 disebutkan bahwa " Perlindungan Masyarakat (Linmas) merupakan komponen khusus kekuatan pertahanan keamanan negara bagi keselamatan masyarakat dalam penyelenggaraan pertahanan keamanan negara, melaksanakan fungsi menanggulangi akibat bencana perang, bencana alam atau bencana lainnya maupun memperkecil akibat malapetaka yang menimbulkan kerugian jiwa dan harta benda". Jadi peran dan tanggung jawab Linmas ternyata cukup besar dalam rangkan menjamin keamanan negara atau masyarakat dari berbagai ancaman yang merugikan jiwa dan harta bendanya.

Selanjutnya kami mencoba menarik tema tersebut dalam cakupan yang lebih sempit di wilayah desa Merden yang kita cintai ini. Di tengah masyarakat Merden yang namanya Linmas identik dengan Hansip. Kenapa bisa seperti ini? karena pada dasarnya orang yang sekarang menjadi anggota Linmas juga merupakan anggota Hansip. Saat ini di Desa Merden terdapat  108 orang anggota Linmas yang tersebar di 54 RT dengan 2 (dua) anggota Linmas di tiap RT. Dari jumlah tersebut sebenarnya tidak semua anggota Linmas aktif, atau dengan kata lain ada beberapa anggota Linmas di RT yang sudah tidak bisa bekerja lagi karena faktor usia dan faktor lainnya.  Sebagai contoh, di wilayah Dusun I Merden Tengah yang terdiri dari 8 RT idealnya harus memiliki 16 anggota Linmas, tetapi ternyata yang masih mau aktif tinggal 12 orang. Ke- 4 anggota yang lain sudah tidak bisa aktif lagi dikarenakan usia yang sudah lanjut dan kesibukan. Dari 12 orang anggota Linmas aktif tersebut terhitung berdasarkan umur, yang termuda berumur 42 th dan tertua berumur 62 th.

Dalam pengamatan kami di wilayah dusun I ini, ke-12 anggota Linmas yang masih aktif  tersebut memiliki mata pencaharian sebagai buruh tani atau tenaga harian lepas. Merkipun demikian keterlibatannya dalam kegiatan kemasyarakatan, meskipun belum terorganisir dengan baik mereka masih terus bekerja dalam hal menjaga keamanan lingkungannya. Menurut-nya semua ini mereka lakukan semata-mata karena dorongan tanggung jawab sebagai anggota Linmas. Secara swadaya dimalam hari mereka berkeliling dari rumah ke rumah sambil menarik beras jimpitan atau kemudian berkumpul sekedar jagongan di Pos Ronda yang ada di wilayahnya. Yang kami tahu mereka bekerja secara sukarela tanpa ada imbalan materi apapun, meskipun tanggung jawab yang mereka pikul cukub berat. Memang ada anggaran dari desa setiap tahunnya yang diambil dari ADD desa, tapi jumlahnya tidak seberapa.

Pada satu kesempatan yang baik, kami sengaja berkunjung kerumah salah satu anggota Linmas di wilayah dukuh Banter RT 06 RW 01. Beliau  bernama Kaswandi (59 th) dan termasuk anggota Linmas senior di wilayah Dusun I. Dalam keterangan yang telah kami himpun , beliau sudah menjadi anggota Linmas hampir 29 th. Waktu yang cukup panjang untuk sebuah pengabdian. Suka dan duka sudah banyak beliau rasakan selama menjadi anggota Linmas, malah kalau kami simpulkan berdasarkan keterangan yang kami kutip, lebih banyak kisah dukanya daripada kisah yang membahagiakan.

Sambil menikmati segelas kopi hitam dan rokok "tingwe" beliau berkata dalam bahasa jawa," Nyong wis wareg rasane dadi Hansip, nek oliha jane kepengin mandeg tapi ora olih. Lha ora wareg priben, nyong dadi Hansip kawit jaman anyare lurah mbah Iz tekan seprene. Mbiyen dadi Hansip rasane kajen banget nang masyarakat. Ana kegiatan apa baen mesti dilibatna, ana rembug lan gendu rasa nang RT mesti dirasani, lan nek sewektu-wektu apel nang lapangan, kuwe mesti nggo tontonan nang masyarakat, rasane gagah banget. Pancen kawit mbiyen dadi Hansip ya ra tau olih bayaran, cokan olih rejeki nalikane ditugasi nang salah satu kegiatan desa utawa masyarakat sing melas mergane dijaga keamanane. Pokoke beda karo siki". ( Saya sudah kenyang merasakan jadi Hansip, kalau dizinkan sebenarnya sudah ingin berhenti tapi tidak boleh. Lha tidak kenyang bagaimana, saya jadi Hansip sejak jaman Kepala Desa baru mbah Iz sampai sekarang. Dahulu jadi Hansip rasanya terhormat sekali di masyarakat. Ada kegiatan apa saja pasti dilibatkan, ada musyawarah apapun di tingkat RT pasti diajak, dan sekali waktu diadakan apel di lapangan, pasti ditonton sama masyarakat, rasanya gagah sekali. Memang dari dahulu jadi Hansip tidak pernah mendapat bayaran, kadang dapat rejeki ketika mendapat tugas untuk mengamankan salah satu kegiatan desa atau masyarakat yang merasa berterimakasih karena sudah dijaga keamanannya. Pokoknya berbeda dengan saat ini").

Dari obrolan yang jujur dan lugu tersebut, kami mencoba menterjemahkannya secara obyektif. Dimana peran dan tanggung jawab mereka sudah sepantasnya dilihat dan diberi tempat yang semestinya. Mungkin kita perlu membuka mata batin kita atau introspeksi diri, kenapa setiap malam kita bisa tidur dengan nyenyak dan nyaman di rumah? kenapa selama ini kita bisa aman untuk hidup berdampingan bersama-sama masyarakat yang lain? mungkin salah satunya karena ada orang-orang yang telah berperan mengamankan lingkungan rumah, wilayah kita setiap saat tanpa kita sadari dan ketahui. Mereka itulah para anggota Linmas yang bertanggung jawab.  Sungguh kami merasa terpanggil untuk mencoba mengangkat topik ini ditengah - tengah anda sekalian, karena apapun kita masih membutuhkan mereka. Coba kita bayangkan, mereka yang sebenarnya begitu berat menopang kebutuhan hidup sehari-hari saja masih rela bekerja tanpa pamrih untuk masyarakat banyak kok kadang kita masih suka menyombongkan diri dengan peran dan kiprah kita yang sebenarnya belumlah seberapa dibanding mereka para Linmas kepada masyarakat.

Semoga tulisan ini bisa sedikit membuka referensi sosial kita untuk bersama-sama berbuat untuk mereka apapun bentuknya. Mereka tidak butuh pujian dan sanjungan tapi perhatian yang serius dari pemerintah & masyarakat. Apalagi banyak diantara mereka sudah berusia lanjut dan hidup dalam sesaknya himpitan ekonomi. Dan yang terpenting, regenerasi Linmas kedepan bisa terhenti ketika sudah tidak ada kepedulian kita kepada mereka. Sekali lagi mari kita sapa mereka dengan senyuman, kita ajak mereka bercerita syukur kita sambangi rumah mereka.....

0 comments:

Posting Komentar

 

Pengunjung

free counters

Tayangan