Social Icons

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Senin, 05 November 2012

Trimakasih Sang Dalang

Besok akan menjadi salah satu hari yang sangat bersejarah dalam perjalanan hidup saya. Rangkaian kisah dan waktu dalam kurun 33 tahun ini telah menempatkan diri saya pada sebuah sejarah panjang yang semua harus saya lalui dengan begitu banyak catatan. Dan entahlah, yang pasti Alloh SWT telah menunjukkan skenario-Nya secara terang benderang.
Gambar diambil dari http://poskota.co.id
Seperti sebuah pepatah yang sering kita dengar "Gusti Alloh ora bakal sare" yang artinya "Alloh SWT tidak akan pernah tidur". Maksudnya, ketika kita yakin akan kehendaknya maka apapun harus kita nisbatkan pada semua keputusan-keputusan-Nya. Betapapun lamanya waktu, betapapun panjangnya perjalanan yang harus kita tempuh, betapapun letihnya beban hidup yang harus kita pikul, semua pasti berhubungan dengan Sunnatulloh, Sebab akibat, Kausalitas atau karma. "Sing sopo wonge nandur bakalan ngunduh, sing sopo wonge tatag mesti bakal kuat". Artinya "siapa yang menanam pasti akan menikmati hasil yang ditanamnya, siapa yang tahan pasti akan kuat". Peribahasa itu menjadi sebuah tolak ukur bagi saya untuk "mbanyumili", maksudnya mencoba tuk mengalir seperti air, dari lembah yang tinggi menuju ke lembah yang lebih rendah, terus dan akhirnya bermuara ke lautan lepas. Falsafah "mengalir", bagi saya menjadi sebuah proses panjang yang harus saya lalui sebelum akhirnya bermuara dan menguap jauh tinggi di awan atau terhenti diantara keduanya.
Proses itu bukanlah tujuan tapi sarana yang harus dilalui menuju satu tujuan. Dan itulah penafsiran saya dalam memandang anugerah dan karunia-Nya yang begitu sangat saya rasakan hingga saat ini. Bukannya mengabaikan peran dan kebaikan yang telah orang lain berikan, tapi semata-mata hanya ingin menempatkan kembali sesuatu pada tempat yang sebenarnya. Keberhasilan, kesuksesan, kemenangan, kebahagiaan hanyalah sebuah roda yang pasti akan terganti dengan cerita kegagalan, kekalahan, kekecewaan dan kesedihan, dan terus akan berputar menempa poros kehidupan kita. Dan akhirnya, manusia hanyalah seonggok wayang dalam sebuah sandiwara hidup yang entah kapan akan tutug. Dalanglah yang akan berkuasa memainkan kisah-Nya sesuai pakem yang telah/tidak kita baca. Dari situlah akhir kehidupan tokoh wayang bisa kita runut dan telaah bersama. Kita berhak untuk membangun mimpi, harapan dan obsesi, tapi tetap Dalanglah yang akan memainkannya atau malah membuangnya bersama hilangnya salah satu episode jiwa. Kebohongan, kesombongan, keserakahan hanya akan mengkebiri jiwa kita dalam episode kelam selanjutnya, atau mencampakan kewibawaan tokoh wayang yang sedang dimainkan saat ini atau selanjutnya. Meskipun kadang sang Dalang sengaja mengulur cerita dalam episode "gara-gara". Jadi kata kuncinya adalah, dalam dunia pewayangan sehebat apapun tokoh itu, sang wayang tidak akan pernah bisa memainkannya sendirian. Semua tergantung kehendak Sang Dalang. Begitupun dalam dunia ini, karena kalau sampai hal ini terjadi maka sang Dalang pasti akan membenamkan wayang tersebut atau tetap membiarkannya hidup tanpa pakem yang jelas.
Semoga apapun adanya saya akan tetap berada dalam kendali sang Dalang, menikmati alur episode hidup ini sesuai pakem yang telah Dalang ajarkan. Biarlah semua bisa saya nikmati sebagai sebuah proses, alur cerita ataupun aliran air yang kelak pasti akan berakhir. Trimakasih sang Dalang, Wallohua'lam bi Showab...

3 comments:

  1. PERTAMAX mas browowowoWOW....
    lebih baik daripada premium wkwkwk...
    mak jlebbbbb... istighfar ahhhh....

    BalasHapus
  2. Wakakakak
    Hanya sebuah literasi hati, jangan jadi referensi yo masss

    BalasHapus

 

Pengunjung

free counters

Tayangan