Keluarga yang sedang mendambakan hadirnya seorang buah hati pasti selalu berharap kelak bayi yang dilahirkan akan tumbuh menjadi anak yang sehat dan kuat. Tiada kebahagiaan yang dinanti selain melihat keceriaan dan kelucuan si buah hati kita dalam tumbuh dan berkembangnya kelak. Sebaliknya, betapa sedih rasanya, ketika melihat buah hati kita sakit dan kehilangan keceriaannya. Sepertinya kita kehilangan semangat dan gairah untuk menikmati hidup yang sedang kita jalani. Apalagi kalau ternyata sakit yang dialami oleh buah hati kita adalah penyakit yang harus ditangani serius secara medis.
Termasuk apa yang sedang kami alami saat ini. Kebahagiaan luar biasa yang kami rasakan ketika akhirnya mendapatkan amanah dan anugerah yang sudah kami tunggu selama 6,5 tahun lebih seperti sirna ibarat debu yang tersapu oleh hempasan angin. Semua berawal ketika kami tahu ternyata anak saya menderita sebuah penyakit yang jika tidak ditangani secara serius bisa merenggut kehidupannya. Hal itu terjadi ketika anak kami berusia 2,5 bulan sampai Zayyan berumur 13 bulan sekarang. Oleh karena itulah kami ingin berbagi dengan siapapun tentang pengalaman yang sudah kami alami ini dengan siapapun. Harapan saya semoga tulisan ini bisa bermanfaat terutama bagi para orang tua yang sedang merawat seorang bayi atau calon orang tua yang sedang menanti hadirnya sang buah hati, dan lebih khusus kami hanya ingin berbagi rasa, berbagi pikiran, berbagi kesedihan dengan keluarga atau siapapun yang saat ini sedang merasakan hal seperti yang sedang keluarga kami alami. Karena buah hati kita adalah harta yang tidak ternilai harganya, amanah besar yang harus kita jaga dan pertahankan apapun resikonya, janji yang harus kita tepati sebagai konsekuensi ikatan pernikahan kita.
Termasuk apa yang sedang kami alami saat ini. Kebahagiaan luar biasa yang kami rasakan ketika akhirnya mendapatkan amanah dan anugerah yang sudah kami tunggu selama 6,5 tahun lebih seperti sirna ibarat debu yang tersapu oleh hempasan angin. Semua berawal ketika kami tahu ternyata anak saya menderita sebuah penyakit yang jika tidak ditangani secara serius bisa merenggut kehidupannya. Hal itu terjadi ketika anak kami berusia 2,5 bulan sampai Zayyan berumur 13 bulan sekarang. Oleh karena itulah kami ingin berbagi dengan siapapun tentang pengalaman yang sudah kami alami ini dengan siapapun. Harapan saya semoga tulisan ini bisa bermanfaat terutama bagi para orang tua yang sedang merawat seorang bayi atau calon orang tua yang sedang menanti hadirnya sang buah hati, dan lebih khusus kami hanya ingin berbagi rasa, berbagi pikiran, berbagi kesedihan dengan keluarga atau siapapun yang saat ini sedang merasakan hal seperti yang sedang keluarga kami alami. Karena buah hati kita adalah harta yang tidak ternilai harganya, amanah besar yang harus kita jaga dan pertahankan apapun resikonya, janji yang harus kita tepati sebagai konsekuensi ikatan pernikahan kita.
Sebelumnya saya ingin ikut membagikan beberapa artikel yang saya ambil dari mesin pencarian google serta saya padukan dengan beberapa pengalaman yang saya dapat selama merawat pneumonia Zayyan di Rumah Sakit. Pengalaman itu berdasarkan fisik yang bisa saya tandai pada diri Zayyan serta resume keterangan/konsultasi saya dengan beberapa dokter spesialis anak yang menanganinya. Secara umum saya menyimpulkan bahwa pneumoni yang dialami oleh Zayyan sudah masuk dalam kategori berat. Dan memang kalau tidak segera diampbil langkah cepat dalam upaya penanganan secara medis, mungkin kejadian yang dialami oleh Zayyan akan lain. Berikut beberapa tulisan mengenai Pneumonia pada anak :
Pedoman Perhitungan Frekuensi Napas (WHO)
Usia anak Napas Normal Napas Cepat
0–2 bulan 30–50 per menit > 60 per menit
2-12 bulan 25-40 per menit > 50 per menit
1-5 tahun 20-30 per menit > 40 per menit
Pengobatan Untuk Penderita Pneumonia
Salah satu yang dapat dilakukan guna mencegah pneumonia adalah dengan memberikan anak itu vaksin konjugasi radang paru. Pola makan yang sehat akan membantu membangun sistem kekebalan yang kuat pada anak, dan sering mencuci tangan akan membantu mencegah transfer kuman yang berbahaya. Pneumonia mungkin tidak secara langsung ditularkan dari orang ke orang, tetapi faktor penyebab seperti bakteri dan virus dapat menyebar melalui cairan tubuh. Namun semua itu tidak bisa dilakukan sendiri, perlu pemeriksaan lebih lanjut. Hubungilah dokter untuk mengecek kondisi anak anda.
Pneumonia
Pada Anak
Sebelum kita membahas “Pneumonia
pada Anak” sebaiknya kita kenali apa itu Pneumonia. Radang paru-paru
yang disebabkan oleh iritasi bakteri, virus, jamur atau parasit ,itulah
penyakit yang dikenal dengan nama pneumonia, namun penyakit ini dimungkinkan
juga dapat disebabkan oleh bahan kimia atau mungkin kerusakan fisik dari
paru-paru itu sendiri. Penyakit jenis Ini adalah infeksi yang sangat serius dimana
kantung pernapasan dapat dipenuhi dengan nanah dan cairan lainnya.
Di Indonesia Pneumonia merupakan
salah satu penyebab kematian balita dan anak yang tinggi, sebesar 13,2 persen
balita dan 12,7 persen anak meninggal dari total jumlah kematian. Pneumonia
pada anak balita sangat umum dan biasanya dimulai dengan timbulnya batuk
atau radang tenggorokan, serta bahkan ada yang disertai dengan demam. Sebagian
besar gejala pneumonia pada anak di bawah 5 tahun mirip dengan gejala flu.
Mengenal Penyebab Pneumonia Pada Anak
Penyebab Pneumonia pada anak-anak biasanya terjadi karena dua penyebab, bisa karena infeksi
bakteri atau bisa juga karena virus. Pneumonia bakteri disebabkan oleh berbagai
jenis bakteri, dan bakteri yang paling umum yang menyebabkan pneumonia pada
anak adalah bakteri Streptococcus pneumoniae. Sedangkan untuk Virus, jenis
virus Respiratory Syncytial adalah jenis virus yang biasanya menginfeksi
anak di bawah 5 tahun. Untuk lebih lengkapnya simak bagan dibawah ini,
dipisahkan antara penyebab pnrumonia karena bakteri dan virus, serta waktu
biasanya kedua penyebab ini menginfeksi.
UMUR
|
BAKTERI
|
VIRUS
|
Lahir – 20 Hari
|
Escherichia colli
|
-
|
Group B strepcocci
|
-
|
|
Listeria monocytogenes
|
-
|
|
3 Minggu – 3 Bulan
|
Clamydia trachomatis
|
Respiratory syncytial virus
|
Streptococcus pneumoniae
|
Influenza virus
|
|
-
|
Para influenza virus 1,2 dan 3
|
|
-
|
Adenovirus
|
|
4 Bulan – 5 Tahun
|
Streptococcus pneumoniae
|
Respiratory syncytial virus
|
Clamydia pneumoniae
|
Influenza virus
|
|
Mycoplasma pneumonae
|
Parainfluenza virus
|
|
-
|
Rhinovirus
|
|
-
|
Adenovirus
|
|
-
|
Measles virus
|
|
5 Tahun – Remaja
|
Chlamydia pneumoniae
|
-
|
Mycoplasma pneumoniae
|
-
|
|
Streptococcus pneumoniae
|
-
|
|
Mengenal Gejala Pneumonia Pada Anak
Setelah kita mengetahui penyebabnya,
maka sebaiknya kita juga mengetahui gejala-gejala pneumonia pada anak.
Biasanya gejala awalnya adalah demam yang disetai batuk dan pilek, namun
lama-lama semakin memburuk dan mengarah kepada pneumonia. Oleh sebab itu kenali
tanda-tanda penyakit ini jika sang buah hati mengalami gejala yang sama seperi
yang tertulis dibawah ini.
·
Biasanya diawali dengan Demam,
batuk, dan keluarnya cairan dari hidung dan bersin-bersin.
·
Sesak napas dan napas yang cepat
(lebih dari 40x / menit), kadang disertai suara napas yang kasar/mengi.
·
Jika demamnya tinggi kadang sang
anak bisa saja menggigil
· Bila sang anak sesak napasnya sangat
berat, maka biasanya akan terlihat cekungan di dada bagian bawah (chest
indwelling) saat menarik napas, mungkin juga akan terasa sakit saat bernapas
pada bagian dada.
· Nafsu makan menurun, untuk anak yang
masih menyusui terkadang nafsu menyusu akan berkurang.
·
Terlihat lemah / lemas karena nafsu
makan berkurang.
Namun apabila Gejala Pneumonia cukup berat maka terdapat
beberapa gejala lain yang timbul, dan gejala nya adalah sebagai berikut :
·
Sianosis, bibir yang membiru karena
efek kekurangan oksigen.
·
Suhu badan yang asalnya tinggi
berubah menjadi dingin (hipotermi).
·
Menunjukan tanda-tanda gangguan
kesadaran, sulit berkomunikasi.
·
Kejang-kejang atau bahkan terjadi
renjatan (Syok).
Sesak napas karena pneumonia beda dengan asma.
Pada pneumonia, kesulitan napas terjadi pada saat anak menarik napas.
Sedangkan pada asma, kesulitannya saat mengeluarkan napas, bahkan
terkadang bunyi ngik-ngik atau mengi.Pedoman Perhitungan Frekuensi Napas (WHO)
Usia anak Napas Normal Napas Cepat
0–2 bulan 30–50 per menit > 60 per menit
2-12 bulan 25-40 per menit > 50 per menit
1-5 tahun 20-30 per menit > 40 per menit
Pengobatan Untuk Penderita Pneumonia
Pengobatan tergantung pada usia
anak, riwayat medis dan kesehatan secara keseluruhan. Tingkat peradangan
paru-paru yang menyebabkan pneumonia juga dipertimbangkan. Pengobatan untuk
infeksi bakteri pneumonia pada anak-anak umumnya adalah antibiotik. Antibiotik
ini juga membantu dalam pemulihan dari Mycoplasma pneumoniae. Radang paru-paru tidak memiliki
pengobatan khusus, dan umumnya sembuh dengan sendirinya. Anak bisa saja
melakukan diet tertentu dan diminta untuk meningkatkan asupan cairan nya. Demam
dapat diobati dengan pemberian asetaminofen. Dalam beberapa kasus yang parah,
anak itu bisa diberikan antibiotik intravena (IV) . Oksigen terapi, penyedotan
dari hidung dan mulut mungkin diperlukan untuk menghilangkan sekresi, dan
cairan infus untuk kasus anak yang tidak bisa minum dengan baik.
Salah satu yang dapat dilakukan guna mencegah pneumonia adalah dengan memberikan anak itu vaksin konjugasi radang paru. Pola makan yang sehat akan membantu membangun sistem kekebalan yang kuat pada anak, dan sering mencuci tangan akan membantu mencegah transfer kuman yang berbahaya. Pneumonia mungkin tidak secara langsung ditularkan dari orang ke orang, tetapi faktor penyebab seperti bakteri dan virus dapat menyebar melalui cairan tubuh. Namun semua itu tidak bisa dilakukan sendiri, perlu pemeriksaan lebih lanjut. Hubungilah dokter untuk mengecek kondisi anak anda.
Usaha Pencegahan Pneumonia
Upaya Pencegahan dilakukan guna menghilangkan faktor risiko
terhadap terjadinya
pneumonia. Upaya yang bisa dilakukan antara lain :
pneumonia. Upaya yang bisa dilakukan antara lain :
· Lakukan Imunisasi terhadap kuman
Haemophilusinfluenzae tipe b (Hib), pneumococcus, campak, difteri, dan batuk
rejan (pertussis). Ini adalah salah satu cara yang paling efektif dalam upaya
pencegahan terjadinya pneumonia.
· Pemberian akan kebutuhan gizi yang
cukup sangat bermanfaat dalam meningkatkan daya tahan tubuh alami anak.
Pemberian ASI
eksklusif pada enam bulan pertama memberikan daya tahan tubuh alami
pada bayi. Daya tahan tubuh yang baik dapat mencegah terjadinya pneumonia, atau
kurang lebih dapat mempercepat proses kesembuhan pada anak saat terserang
pneumonia.
· Mengusahakan kesehatan, kebersihan ,
dan perbaikan lingkungan rumah dan perumahan, terutama pada permukiman yang
padat penghuninya. Antisipasi ini dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian
anak karena pneumonia.
Semoga artikel ini bermanfaat untuk
semua yang membutuhkan, jika terjadi gejala-gejala seperti yang disebutkan
diatas maka segeralah bawa ke Dokter terdekat untuk penanganan lebih lanjut (http://www.bayi7.com/pneumonia-pada-anak)
Seperti yang sudah saya terangkan diatas, penyakit pneumonia Zayyan masuk dalam kategori berat. Pada penanganan medis pertama ketika Zayyan baru berumur 2,5 bulan (waktu itu saya bawa ke PKU Muhammadiyah Merden), Kondisi yang saya tandai pada Zayyan adalah panas tinggi sampai 39 derajat C, batuk rejan, muntah dan tidak mau minum ASI. Saat itu indikasi awal penyakit belum diketahui sehingga selama dua hari dirawat di PKU Muhammadiyah Merden tidak menunjukkan perkembangan, sehingga demi keselamatan Zayyan akhirnya saya konsultasi dengan dokter yang merawat saat itu untuk saya rujuk ke Rumah Sakit yang lain. Kondisi Zayyan saat itu sudah sangat mengkhawatirkan, panas tinggi dan kesulitan dalam bernafas sehingga harus dibantu dengan suplai oksigen. Untuk antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, melihat pertimbangan jarak dan waktu akhirnya Zayyan dirujuk ke Rumah Sakit Emanuel Purwareja Klampok. Sesampai di Emanuel perawat langsung memberikan upaya pertolongan pertama dengan cara di uap atau istilah medisnya di Nebu kurang lebih selama setengah jam, selanjutnya cairan disedot menggunakan mesin penyedot cairan melalui selang yang dimasukan ke dalam mulutnya. Zayyan kelihatan tenang dan bisa tertidur. Keesokan harinya, ketika dokter spesialis anak melakukan kunjungan (dr Anggun), beliau langsung mengatakan "Wah untung segera dirujuk, kalau tidak anak ini bisa gagal nafas. Tahu nggak anda, anak ini terkena pneumonia". Saat itulah pertama kali saya dengar istilah pneumonia yang kata dokter merupakan penyakit pembunuh nomor satu Balita di dunia. Selama 8 hari Zayyan dirawat di Emanuel. Pengobatan yang diberikan diantaranya disuntik dengan antibiotik tiga kali dalam sehari, di Nebu setiap 6 jam sekaligus penyedotan lendir. Kasihan sekali, tidak bisa membayangkan rasa sakit Zayyan saat itu. Dua hari di Emanuel, Zayyan diambil foto Rontgennya dan hasilnya memang benar. Hasil foto rontgen terlihat ada bercak putih yang menutup 1/4 bagian paru-paru kanan dan kiri. dr Anggun mengatakan "inilah tugas kami, membuang bercak putih yang ada didalam paru-paru ini". Bercak putih itu adalah lendir yang menutup pori-pori didalam paru-paru. Pori-pori itu harusnya bersih dan berisi udara/oksigen bukan cairan. Hari ke 7 Zayyan sudah terlihat ceria, selang infus dan oksigen sudah dilepas, karena pertimbangan biaya saya konsultasi dengan dokter untuk minta pulang. Saat itu sebenarnya dokter menyarankan jangan dulu, menunggu tuntas sekalian tapi saya minta untuk rawat jalan saja. Akhirnya dokter mengijinkan dengan catatan setiap minggu Zayyan harus kontrol rutin ke Emanuel.
Memang kondisi Zayyan saat itu belum begitu total. Nafasnya masing terdengar grok-grok dari dalam dadanya. Hal ini menandakan produksi lendir masih ada didalam paru-parunya. Lendir ini berproduksi terus berarti masih ada aktifitas bakteri (infeksi) di dalamnya. Lendir ini sebenarnya adalah antibodi untuk melawan aktifitas bakteri itu sendiri. Permasalahannya karena produksi lendir terlalu banyak di dalam paru-paru yang tidak bisa dikeluarkan, maka lendir itu malah menutup saluran dalam paru-paru. Itulah sebabnya kalau penyakit ini tidak segera ditangani akan menyebabkan bayi gagal nafas (meninggal dunia). Sungguh hal itulah yang menyebabkan saya sangat takut ketika tiba-tiba Zayyan batuk atau demam tinggi. Yang perlu diwaspadai juga bahwa pneumonia datang secara tiba-tiba atau tidak diprediksi, dalam hitungan jam perubahan akan terjadi. Dari panas tinggi, demam, pergerakan tulang rusuk, nafas cepat dan batuk rejan. Hal ini bisa terjadi karenan adanya pemicu aktifitas bakteri yang masih tersisa didalam paru-parunya. Pemicu ini biasanya karena faktor polusi udara atau tertular wabah pilek/flu.
Pertengahan bulan Januari 2013 kemaren, Zayyan kembali harus mondok di Rumah Sakit. Padahal kontrol rutin selalu Zayyan lakukan hampir setiap bulan. Selama 5 hari di RSU Banyumas ditangani oleh dr Basalamah Sp.A yang merupakan dokter spesialis anak senior. Baru sekitar dua minggu Zayyan harus kembali mondok di Rumah Sakit, karena saya tidak mau beresiko terhadap hal-hal yang tidak diinginkan menimpa Zayyan karena penyakit ini. Saat itu Zayyan kembali demam tinggi dan tidak mau minum ASI. Setelah berupaya dengan berbagai cara termasuk memberikan obat dari dokter, ternyata kondisi Zayyan tidak berubah malah semakin lemah. Akhirnya apapun saya akan berusaha mempertahankan agar Zayyan selamat, karena Zayyan satu-satunya harta berharga yang kami miliki saat ini. Meskipun berat, capai, lelah tapi semua harus saya lalui dengan ikhlas dan optimis. Zayyan pasti akan bisa melalui semua ini. Pada hari Sabtu (2/2) kemaren Zayyan kembali harus mondok di Rumah Sakit.
Memang kondisi Zayyan saat itu belum begitu total. Nafasnya masing terdengar grok-grok dari dalam dadanya. Hal ini menandakan produksi lendir masih ada didalam paru-parunya. Lendir ini berproduksi terus berarti masih ada aktifitas bakteri (infeksi) di dalamnya. Lendir ini sebenarnya adalah antibodi untuk melawan aktifitas bakteri itu sendiri. Permasalahannya karena produksi lendir terlalu banyak di dalam paru-paru yang tidak bisa dikeluarkan, maka lendir itu malah menutup saluran dalam paru-paru. Itulah sebabnya kalau penyakit ini tidak segera ditangani akan menyebabkan bayi gagal nafas (meninggal dunia). Sungguh hal itulah yang menyebabkan saya sangat takut ketika tiba-tiba Zayyan batuk atau demam tinggi. Yang perlu diwaspadai juga bahwa pneumonia datang secara tiba-tiba atau tidak diprediksi, dalam hitungan jam perubahan akan terjadi. Dari panas tinggi, demam, pergerakan tulang rusuk, nafas cepat dan batuk rejan. Hal ini bisa terjadi karenan adanya pemicu aktifitas bakteri yang masih tersisa didalam paru-parunya. Pemicu ini biasanya karena faktor polusi udara atau tertular wabah pilek/flu.
Pertengahan bulan Januari 2013 kemaren, Zayyan kembali harus mondok di Rumah Sakit. Padahal kontrol rutin selalu Zayyan lakukan hampir setiap bulan. Selama 5 hari di RSU Banyumas ditangani oleh dr Basalamah Sp.A yang merupakan dokter spesialis anak senior. Baru sekitar dua minggu Zayyan harus kembali mondok di Rumah Sakit, karena saya tidak mau beresiko terhadap hal-hal yang tidak diinginkan menimpa Zayyan karena penyakit ini. Saat itu Zayyan kembali demam tinggi dan tidak mau minum ASI. Setelah berupaya dengan berbagai cara termasuk memberikan obat dari dokter, ternyata kondisi Zayyan tidak berubah malah semakin lemah. Akhirnya apapun saya akan berusaha mempertahankan agar Zayyan selamat, karena Zayyan satu-satunya harta berharga yang kami miliki saat ini. Meskipun berat, capai, lelah tapi semua harus saya lalui dengan ikhlas dan optimis. Zayyan pasti akan bisa melalui semua ini. Pada hari Sabtu (2/2) kemaren Zayyan kembali harus mondok di Rumah Sakit.
Teriakasih informasinya, jadi lebih tau tentang Pneumonia pada anak
BalasHapus